Biografi KH Kholil Bangkalan Madura (Syaikhona Mbah Kholil)

KH. Muhammad Kholil Bangkalan Al-MaduriBiografi KH Kholil Bangkalan Madura © Hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M, Abdul Lathif seorang Kyai di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur, merasakan kegembiraan yang teramat sangat. Karena hari itu, dari rahim istrinya lahir seorang anak laki-laki yang sehat, yang diberinya nama Muhammad Kholil, yang kelak akan terkenal dengan nama Mbah Kholil.

KH. Abdul Lathif sangat berharap agar anaknya di kemudian hari menjadi pemimpin umat, sebagaimana nenek moyangnya. Seusai mengadzani telinga kanan dan mengiqamati telinga kiri sang bayi, KH. Abdul Lathif memohon kepada Allah agar Dia mengabulkan permohonannya.

Mbah Kholil kecil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim, anak dari Kyai Abdul Karim. Yang disebut terakhir ini adalah anak dari Kyai Muharram bin Kyai Asror Karomah bin Kyai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati. Maka tak salah kalau KH. Abdul Lathif mendambakan anaknya kelak bisa mengikuti jejak Sunan Gunung Jati karena memang dia masih terhitung keturunannya.

Oleh ayahnya, ia dididik dengan sangat ketat. Mbah Kholil kecil memang menunjukkan bakat yang istimewa, kehausannya akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan nahwu, sangat luar biasa. Bahkan ia sudah hafal dengan baik Nazham Alfiyah Ibnu Malik (seribu bait ilmu Nahwu) sejak usia muda. Untuk memenuhi harapan dan juga kehausannya mengenai ilmu Fiqh dan ilmu yang lainnya, maka orang tua Mbah Kholil kecil mengirimnya ke berbagai pesantren untuk menimba ilmu.

Belajar ke Pesantren

Mengawali pengembaraannya, sekitar tahun 1850-an, ketika usianya menjelang tiga puluh, Mbah Kholil muda belajar kepada Kyai Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan beliau pindah ke Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian beliau pindah ke Pondok Pesantren Keboncandi. Selama belajar di Pondok Pesantren ini beliau belajar pula kepada Kyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Kyai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga dengannya.

Jarak antara Keboncandi dan Sidogiri sekitar 7 Kilometer. Tetapi, untuk mendapatkan ilmu, Mbah Kholil muda rela melakoni perjalanan yang terbilang lumayan jauh itu setiap harinya. Di setiap perjalanannya dari Keboncandi ke Sidogiri, ia tak pernah lupa membaca Surah Yasin. Ini dilakukannya hingga ia -dalam perjalanannya itu- khatam berkali-kali.

Orang yang Mandiri

Sebenarnya, bisa saja Mbah Kholil muda tinggal di Sidogiri selama nyantri kepada Kyai Nur Hasan, tetapi ada alasan yang cukup kuat bagi dia untuk tetap tinggal di Keboncandi, meskipun Mbah Kholil muda sebenarnya berasal dari keluarga yang dari segi perekonomiannya cukup berada. Ini bisa ditelisik dari hasil yang diperoleh ayahnya dalam bertani.

Akan tetapi, Mbah Kholil muda tetap saja menjadi orang yang mandiri dan tidak mau merepotkan orangtuanya. Karena itu, selama nyantri di Sidogiri, Mbah Kholil tinggal di Keboncandi agar bisa nyambi menjadi buruh batik. Dari hasil menjadi buruh batik itulah dia memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Sewaktu menjadi Santri Mbah Kholil telah menghafal beberapa matan, seperti Matan Alfiyah Ibnu Malik (Tata Bahasa Arab). Disamping itu beliau juga seorang Hafidz Al-Quran. Beliau mampu membaca Al-Qur’an dalam Qira’at Sab’ah (tujuh cara membaca Al-Quran).

Ke Mekkah

Kemandirian Mbah Kholil muda juga nampak ketika ia berkeinginan untuk menimba ilmu ke Mekkah. Karena pada masa itu, belajar ke Mekkah merupakan cita-cita semua santri. Dan untuk mewujudkan impiannya kali ini, lagi-lagi Mbah Kholil muda tidak menyatakan niatnya kepada orangtuanya, apalagi meminta ongkos kepada kedua orangtuanya.

Kemudian, setelah Mbah Kholil memutar otak untuk mencari jalan kluarnya, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke sebuah pesantren di Banyuwangi. Karena, pengasuh pesantren itu terkenal mempunyai kebun kelapa yang cukup luas. Dan selama nyantri di Banyuwangi ini, Mbah Kholil nyambi menjadi “buruh” pemetik kelapa pada gurunya. Untuk setiap pohonnya, dia mendapat upah 2,5 sen. Uang yang diperolehnya tersebut dia tabung. Sedangkan untuk makan, Mbah Kholil menyiasatinya dengan mengisi bak mandi, mencuci dan melakukan pekerjaan rumah lainnya, serta menjadi juru masak teman-temannya. Dari situlah Mbah Kholil bisa makan gratis.

Akhirnya, pada tahun 1859 M, saat usianya mencapai 24 tahun, Mbah Kholil memutuskan untuk pergi ke Mekkah. Tetapi sebelum berangkat, Mbah Kholil menikah dahulu dengan Nyai Asyik, anak perempuan Lodra Putih.

Setelah menikah, berangkatlah dia ke Mekkah. Dan memang benar, untuk ongkos pelayarannya bisa tertutupi dari hasil tabungannya selama nyantri di Banyuwangi, sedangkan untuk makan selama pelayaran, konon, Mbah Kholil berpuasa. Hal tersebut dilakukan Mbah Kholil bukan dalam rangka menghemat uang, akan tetapi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, agar perjalanannya selamat.

Pada tahun 1276 H/1859 M, Mbah Kholil Belajar di Mekkah. Di Mekkah Mbah Kholil belajar dengan Syeikh Nawawi Al-Bantani (Guru Ulama Indonesia dari Banten). Diantara gurunya di Mekkah ialah Syeikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Mustafa bin Muhammad Al-Afifi Al-Makki, Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud Asy-Syarwani. Beberapa sanad hadits yang musalsal diterima dari Syeikh Nawawi Al-Bantani dan Abdul Ghani bin Subuh bin Ismail Al-Bimawi (Bima, Sumbawa).

Sebagai pemuda Jawa (sebutan yang digunakan orang Arab waktu itu untuk menyebut orang Indonesia) pada umumnya, Mbah Kholil belajar pada para Syeikh dari berbagai madzhab yang mengajar di Masjid Al-Haram. Namun kecenderungannya untuk mengikuti Madzhab Syafi’i tak dapat disembunyikan. Karena itu, tak heran kalau kemudian dia lebih banyak mengaji kepada para Syeikh yang bermadzhab Syafi’i.

Konon, selama di Mekkah, Mbah Kholil lebih banyak makan kulit buah semangka ketimbang makanan lain yang lebih layak. Realitas ini –bagi teman-temannya, cukup mengherankan. Teman seangkatan Mbah Kholil antara lain: Syeikh Nawawi Al-Bantani, Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, dan Syeikh Muhammad Yasin Al-Fadani. Mereka semua tak habis pikir dengan kebiasaan dan sikap keprihatinan temannya itu.

Kebiasaan memakan kulit buah semangka kemungkinan besar dipengaruhi ajaran ngrowot (vegetarian) dari Al-Ghazali, salah seorang ulama yang dikagumi dan menjadi panutannya.

Mbah Kholil sewaktu belajar di Mekkah seangkatan dengan KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Chasbullah dan KH. Muhammad Dahlan. Namum Ulama-ulama dahulu punya kebiasaan memanggil Guru sesama rekannya, dan Mbah Kholil yang dituakan dan dimuliakan di antara mereka.

Sewaktu berada di Mekkah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Mbah Kholil bekerja mengambil upah sebagai penyalin kitab-kitab yang diperlukan oleh para pelajar. Diriwayatkan bahwa pada waktu itulah timbul ilham antara mereka bertiga, yaitu: Syeikh Nawawi Al-Bantani, Mbah Kholil dan Syeikh Shaleh As-Samarani (Semarang) menyusun kaidah penulisan Huruf Pegon. Huruf Pegon ialah tulisan Arab yang digunakan untuk tulisan dalam bahasa Jawa, Madura dan Sunda. Huruf Pegon tidak ubahnya tulisan Melayu/Jawi yang digunakan untuk penulisan bahasa Melayu.

Mbah Kholil cukup lama belajar di beberapa pondok pesantren di Jawa dan Mekkah. Maka sewaktu pulang dari Mekkah, beliau terkenal sebagai ahli/pakar nahwu, fiqh, tarekat dan ilmu-ilmu lainnya. Untuk mengembangkan pengetahuan keislaman yang telah diperolehnya, Mbah Kholil selanjutnya mendirikan pondok-pesantren di Desa Cengkebuan, sekitar 1 kilometer arah Barat Laut dari desa kelahirannya.

Kembali ke Tanah Air

Sepulangnya dari Tanah Arab (tak ada catatan resmi mengenai tahun kepulangannya), Mbah Kholil dikenal sebagai seorang ahli Fiqh dan Tarekat. Bahkan pada akhirnya, dia pun dikenal sebagai salah seorang Kyai yang dapat memadukan kedua hal itu dengan serasi. Dia juga dikenal sebagai al-Hafidz (hafal Al-Qur’an 30 Juz). Hingga akhirnya, Mbah Kholil dapat mendirikan sebuah pesantren di daerah Cengkubuan, sekitar 1 Kilometer Barat Laut dari desa kelahirannya.

Dari hari ke hari, banyak santri yang berdatangan dari desa-desa sekitarnya. Namun, setelah putrinya, Siti Khatimah dinikahkan dengan keponakannya sendiri, yaitu Kyai Muntaha; pesantren di Desa Cengkubuan itu kemudian diserahkan kepada menantunya. Mbah Kholil sendiri mendirikan pesantren lagi di daerah Kademangan, hampir di pusat kota; sekitar 200 meter sebelah Barat alun-alun kota Kabupaten Bangkalan. Letak Pesantren yang baru itu, hanya selang 1 Kilometer dari Pesantren lama dan desa kelahirannya.

Di tempat yang baru ini, Mbah Kholil juga cepat memperoleh santri lagi, bukan saja dari daerah sekitar, tetapi juga dari Tanah Seberang Pulau Jawa. Santri pertama yang datang dari Jawa tercatat bernama Hasyim Asy’ari, dari Jombang.

Di sisi lain, Mbah Kholil disamping dikenal sebagai ahli Fiqh dan ilmu Alat (nahwu dan sharaf), ia juga dikenal sebagai orang yang “waskita,” weruh sak durunge winarah (tahu sebelum terjadi). Malahan dalam hal yang terakhir ini, nama Mbah Kholil lebih dikenal.

Geo Sosio Politika

Pada masa hidup Mbah Kholil, terjadi sebuah penyebaran Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah di daerah Madura. Mbah Kholil sendiri dikenal luas sebagai ahli tarekat; meskipun tidak ada sumber yang menyebutkan kepada siapa Mbah Kholil belajar Tarekat. Tapi, menurut sumber dari Martin Van Bruinessen (1992), diyakini terdapat sebuah silsilah bahwa Mbah Kholil belajar kepada Kyai ‘Abdul Adzim dari Bangkalan (salah satu ahli Tarekat Naqsyabandiyah Muzhariyah). Tetapi, Martin masih ragu, apakah Mbah Kholil penganut Tarekat tersebut atau tidak?

Masa hidup Mbah Kholil, tidak luput dari gejolak perlawanan terhadap penjajah. Tetapi, dengan caranya sendiri Mbah Kholil melakukan perlawanan.

Pertama: Ia melakukannya dalam bidang pendidikan. Dalam bidang ini, Mbah Kholil mempersiapkan murid-muridnya untuk menjadi pemimpin yang berilmu, berwawasan, tangguh dan mempunyai integritas, baik kepada agama maupun bangsa. Ini dibuktikan dengan banyaknya pemimpin umat dan bangsa yang lahir dari tangannya; salah satu diantaranya adalah KH. Hasyim Asy’ari, Pendiri Pesantren Tebu Ireng.

Kedua: Mbah Kholil tidak melakukan perlawanan secara terbuka, melainkan ia lebih banyak berada di balik layar. Realitas ini tergambar, bahwa ia tak segan-segan untuk memberi suwuk (mengisi kekuatan batin, tenaga dalam) kepada pejuang. Mbah Kholil pun tidak keberatan pesantrennya dijadikan tempat persembunyian.

Ketika pihak penjajah mengetahuinya, Mbah Kholil ditangkap dengan harapan para pejuang menyerahkan diri. Tetapi, ditangkapnya Mbah Kholil, malah membuat pusing pihak Belanda. Karena ada kejadian-kejadian yang tidak bisa mereka mengerti; seperti tidak bisa dikuncinya pintu penjara, sehingga mereka harus berjaga penuh supaya para tahanan tidak melarikan diri.

Di hari-hari selanjutnya, ribuan orang datang ingin menjenguk dan memberi makanan kepada Mbah Kholil, bahkan banyak yang meminta ikut ditahan bersamanya. Kejadian tersebut menjadikan pihak Belanda dan sekutunya merelakan Mbah Kholil untuk dibebaskan saja.

Mbah Kholil adalah seorang ulama yang benar-benar bertanggung jawab terhadap pertahanan, kekukuhan dan maju-mundurnya agama Islam dan bangsanya. Beliau sadar benar bahwa pada zamannya, bangsanya adalah dalam suasana terjajah oleh bangsa asing yang tidak seagama dengan yang dianutnya.

Beliau dan keseluruhan suku bangsa Madura seratus persen memeluk agama Islam, sedangkan bangsa Belanda, bangsa yang menjajah itu memeluk agama Kristiani. Sesuai dengan keadaan beliau sewaktu pulang dari Mekkah yang telah berumur lanjut, tentunya Mbah Kholil tidak melibatkan diri dalam medan perang, memberontak dengan senjata tetapi mengkaderkan pemuda di pondok pesantren yang diasaskannya.

Mbah Kholil sendiri pernah ditahan oleh penjajah Belanda karena dituduh melindungi beberapa orang yang terlibat melawan Belanda di pondok pesantrennya. Beberapa tokoh ulama maupun tokoh-tokoh kebangsaan lainnya yang terlibat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tidak sedikit yang pernah mendapat pendidikan dari Mbah Kholil.

Diantara sekian banyak murid Mbah Kholil yang cukup menonjol dalam sejarah perkembangan agama Islam dan bangsa Indonesia ialah KH. Hasyim Asy’ari (pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, dan pengasas Nahdlatul Ulama/NU), KH. Abdul Wahab Chasbullah (pendiri Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang), KH. Bisri Syansuri (pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang), KH. Ma’shum (pendiri Pondok Pesantren Lasem, Rembang, adalah ayahanda KH. Ali Ma’shum), KH. Bisri Mustofa (pendiri Pondok Pesantren Rembang), dan KH. As’ad Syamsul `Arifin (pengasuh Pondok Pesantren Asembagus, Situbondo).

Karomah Mbah Kholil

Ulama besar yang digelar oleh para Kyai sebagai “Syaikhuna” yakni guru kami, karena kebanyakan Kyai-Kyai dan pengasas pondok pesantren di Jawa dan Madura pernah belajar dan nyantri dengan beliau. Pribadi yang dimaksudkan ialah Mbah Kholil. Tentunya dari sosok seorang Ulama Besar seperti Mbah Kholil mempunyai karomah.

Istilah karomah berasal dari bahasa Arab. Secara bahasa berarti mulia, Syeikh Thahir bin Shaleh Al-Jazairi dalam kitab Jawahirul Kalamiyah mengartikan kata karomah adalah perkara luar biasa yang tampak pada seorang wali yang tidak disertai dengan pengakuan seorang Nabi.

Adapun karomah Mbah Kholil diantaranya:

1. Membelah Diri

Kesaktian lain dari Mbah Kholil, adalah kemampuannya membelah diri. Dia bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Pernah ada peristiwa aneh saat beliau mengajar di pesantren. Saat berceramah, Mbah Kholil melakukan sesuatu yang tak terpantau mata. ”Tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyup,” Cerita KH. Ghozi.

Para santri heran. Sedangkan beliau sendiri cuek, tak mau menceritakan apa-apa. Langsung ngeloyor masuk rumah, ganti baju.

Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan ke Mbah Kholil. Dia mengucapkan terimakasih, karena saat perahunya pecah di tengah laut, langsung ditolong Mbah Kholil.

”Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata saat memberi pengajian, Mbah Kholil dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah. Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai laut dan membantu si nelayan itu,” Papar KH. Ghozi yang kini tinggal di Wedomartani Ngemplak Sleman ini.

2. Menyembuhkan Orang Lumpuh Seketika

Dalam buku yang berjudul “Tindak Lampah Romo Yai Syeikh Ahmad Jauhari Umar” menerangkan bahwa Mbah Kholil Bangkalan termasuk salah satu guru Romo Yai Syeikh Ahmad Jauhari Umar yang mempunyai karomah luar biasa. Diceritakan oleh penulis buku tersebut sebagai berikut:

“Suatu hari, ada seorang keturunan Cina sakit lumpuh, padahal ia sudah dibawa ke Jakarta tepatnya di Betawi, namun belum juga sembuh. Lalu ia mendengar bahwa di Madura ada orang sakti yang bisa menyembuhkan penyakit. Kemudian pergilah ia ke Madura yakni ke Mbah Kholil untuk berobat. Ia dibawa dengan menggunakan tandu oleh 4 orang, tak ketinggalan pula anak dan istrinya ikut mengantar.

Di tengah perjalanan ia bertemu dengan orang Madura yang dibopong karena sakit (kakinya kerobohan pohon). Lalu mereka sepakat pergi bersama-sama berobat ke Mbah Kholil. Orang Madura berjalan di depan sebagai penunjuk jalan. Kira-kira jarak kurang dari 20 meter dari rumah Mbah Kholil, muncullah Mbah Kholil dalam rumahnya dengan membawa pedang seraya berkata: “Mana orang itu?!! Biar saya bacok sekalian.”

Melihat hal tersebut, kedua orang sakit tersebut ketakutan dan langsung lari tanpa ia sadari sedang sakit. Karena Mbah Kholil terus mencari dan membentak-bentak mereka, akhirnya tanpa disadari, mereka sembuh. Setelah Mbah Kholil wafat kedua orang tersebut sering ziarah ke makam beliau.

3. Kisah Pencuri Timun Tidak Bisa Duduk

Pada suatu hari petani timun di daerah Bangkalan sering mengeluh. Setiap timun yang siap dipanen selalu kedahuluan dicuri maling. Begitu peristiwa itu terus-menerus, akhirnya petani timun itu tidak sabar lagi. Setelah bermusyawarah, maka diputuskan untuk sowan ke Mbah Kholil. Sesampainya di rumah Mbah Kholil, sebagaimana biasanya Kyai tersebut sedang mengajarkan kitab Nahwu. Kitab tersebut bernama Jurumiyah, suatu kitab tata bahasa Arab tingkat pemula.

“Assalamu’alaikum, Kyai,” Ucap salam para petani serentak.

“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,“ Jawab Mbah Kholil.

Melihat banyaknya petani yang datang. Mbah Kholil bertanya: “Sampean ada keperluan, ya?”

“Benar, Kyai. Akhir-akhir ini ladang timun kami selalu dicuri maling, kami mohon kepada Kyai penangkalnya,” Kata petani dengan nada memohon penuh harap.

Ketika itu, kitab yang dikaji oleh Kyai kebetulan sampai pada kalimat “qoma zaidun” yang artinya “zaid telah berdiri”. Lalu serta-merta Mbah Kholil berbicara sambil menunjuk kepada huruf “qoma zaidun”.

“Ya.., Karena pengajian ini sampai ‘qoma zaidun’, ya ‘qoma zaidun’ ini saja pakai sebagai penangkal,” Seru Kyai dengan tegas dan mantap.

“Sudah, Pak Kyai?” Ujar para petani dengan nada ragu dan tanda tanya.

“Ya sudah,” Jawab Mbah Kholil menandaskan.

Mereka puas mendapatkan penangkal dari Mbah Kholil. Para petani pulang ke rumah mereka masing-masing dengan keyakinan kemujaraban penangkal dari Mbah Kholil.

Keesokan harinya, seperti biasanya petani ladang timun pergi ke sawah masing-masing. Betapa terkejutnya mereka melihat pemandangan di hadapannya. Sejumlah pencuri timun berdiri terus-menerus tidak bisa duduk. Maka tak ayal lagi, semua maling timun yang selama ini merajalela diketahui dan dapat ditangkap. Akhirnya penduduk berdatangan ingin melihat maling yang tidak bisa duduk itu, semua upaya telah dilakukan, namun hasilnya sia-sia. Semua maling tetap berdiri dengan muka pucat pasi karena ditonton orang yang semakin lama semakin banyak.

Satu-satunya jalan agar para maling itu bisa duduk, maka diputuskan wakil petani untuk sowan ke Mbah Kholil lagi. Tiba di kediaman Mbah Kholil, utusan itu diberi obat penangkal. Begitu obat disentuhkan ke badan maling yang sial itu, akhirnya dapat duduk seperti sedia kala. Dan para pencuri itupun menyesal dan berjanji tidak akan mencuri lagi di ladang yang selama ini menjadi sasaran empuk pencurian.

Maka sejak saat itu, petani timun di daerah Bangkalan menjadi aman dan makmur. Sebagai rasa terima kasih kepada Mbah Kholil, mereka menyerahkan hasil panenannya yaitu timun ke pondok pesantren berdokar-dokar. Sejak itu, berhari-hari para santri di pondok kebanjiran timun, dan hampir-hampir di seluruh pojok-pojok pondok pesantren dipenuhi dengan timun.

4. Kisah Ketinggalan Kapal Laut

Kejadian ini pada musim haji. Kapal laut pada waktu itu, satu-satunya angkutan menuju Mekkah. Semua penumpang calon haji naik ke kapal dan bersiap-siap, tiba-tiba seorang wanita berbicara kepada suaminya: “Pak, tolong saya belikan anggur, saya ingin sekali,” Ucap istrinya dengan memelas.

“Baik, kalau begitu. Mumpung kapal belum berangkat, saya akan turun mencari anggur,” Jawab suaminya sambil bergegas ke luar kapal.

Suaminya mencari anggur di sekitar ajungan kapal, nampaknya tidak ditemui penjual buah anggur seorangpun. Akhirnya dicobanya masuk ke pasar untuk memenuhi keinginan istrinya tercinta. Dan meski agak lama, toh akhirnya anggur itu didapat juga. Betapa gembiranya sang suami mendapatkan buah anggur itu. Dengan agak bergegas, dia segera kembali ke kapal untuk menemui isterinya. Namun betapa terkejutnya setelah sampai ke ajungan, kapal yang akan ditumpangi semakin lama semakin menjauh. Sedih sekali melihat kenyataan ini. Ia duduk termenung tidak tahu apa yang mesti diperbuat.

Di saat duduk memikirkan nasibnya, tiba-tiba ada seorang laki-laki datang menghampirinya. Dia memberikan nasihat: “Datanglah kamu kepada Mbah Kholil Bangkalan, utarakan apa musibah yang menimpa dirimu!” Ucapnya dengan tenang.

“Mbah Kholil?” Pikirnya. “Siapa dia, kenapa harus ke sana, bisakah dia menolong ketinggalan saya dari kapal?” Begitu pertanyaan itu berputar-putar di benaknya.

“Segeralah ke Mbah Kholil minta tolong padanya agar membantu kesulitan yang kamu alami, insya Allah,” Lanjut orang itu menutup pembicaraan.

Tanpa pikir panjang lagi, berangkatlah sang suami yang malang itu ke Bangkalan. Setibanya di kediaman Mbah Kholil, langsung disambut dan ditanya: “Ada keperluan apa?”

Lalu suami yang malang itu menceritakan apa yang dialaminya mulai awal hingga datang ke Mbah Kholil. Tiba-tiba Kyai itu berkata: “Lho, ini bukan urusan saya, ini urusan pegawai pelabuhan. Sana pergi!”

Lalu suami itu kembali dengan tangan hampa. Sesampainya di pelabuhan sang suami bertemu lagi dengan orang laki-laki tadi yang menyuruh ke Mbah Kholil, lalu bertanya: ”Bagaimana, sudah bertemu Mbah Kholil?”

“Sudah, tapi saya disuruh ke petugas pelabuhan,” Katanya dengan nada putus asa.

“Kembali lagi, temui Mbah Kholil!” Ucap orang yang menasehati dengan tegas tanpa ragu.

Maka sang suami yang malang itupun kembali lagi ke Mbah Kholil. Begitu dilakukannya sampai berulang kali. Baru setelah ketiga kalinya, Mbah Kholil berucap: “Baik kalau begitu, karena sampeyan ingin sekali, saya bantu sampeyan.”

“Terima kasih Kyai,” Kata sang suami melihat secercah harapan.

“Tapi ada syaratnya,” Ucap Mbah Kholil.

“Saya akan penuhi semua syaratnya,” Jawab orang itu dengan sungguh-sungguh.

Lalu Mbah Kholil berpesan: “Setelah ini, kejadian apapun yang dialami sampeyan jangan sampai diceritakan kepada orang lain, kecuali saya sudah meninggal. Apakah sampeyan sanggup?” Seraya menatap tajam.

“Sanggup Kyai,“ Jawabnya spontan.

“Kalau begitu ambil dan pegang anggurmu pejamkan matamu rapat-rapat,” Kata Mbah Kholil.

Lalu sang suami melaksanakan perintah Mbah Kholil dengan patuh. Setelah beberapa menit berlalu dibuka matanya pelan-pelan. Betapa terkejutnya dirinya sudah berada di atas kapal tadi yang sedang berjalan. Takjub heran bercampur jadi satu, seakan tak mempercayai apa yang dilihatnya. Digosok-gosok matanya, dicubit lengannya. Benar kenyataan, bukannya mimpi, dirinya sedang berada di atas kapal. Segera ia temui istrinya di salah satu ruang kapal.

“Ini anggurnya, dik. Saya beli anggur jauh sekali,” Dengan senyum penuh arti seakan tidak pernah terjadi apa-apa dan seolah-olah datang dari arah bawah kapal.

Padahal sebenarnya dia baru saja mengalami peristiwa yang dahsyat sekali yang baru kali ini dialami selama hidupnya. Terbayang wajah Mbah Kholil. Dia baru menyadarinya bahwa beberapa saat yang lalu, sebenarnya dia baru saja berhadapan dengan seseorang yang memiliki karomah yang sangat luar biasa.

This entry was posted in Biografi Ulama Nusantara and tagged , , , . Bookmark the permalink.

116 Responses to Biografi KH Kholil Bangkalan Madura (Syaikhona Mbah Kholil)

  1. Syafi'i says:

    Assalamualaikum wrohmatulloh

  2. Syafi'i says:

    Subhanalloh..allohuakbar.

  3. Syafi'i says:

    Ad ksalahan tulis x ya.. D atas mbh kholil turut brjuang di 10 november 1945. Nmun d bawah wafatnya mbah kholil 1923.

  4. Musthofa says:

    Wa’alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh mas Syafi’i. Salam Ukhuwah Islamiyah

  5. ika nurfaizah says:

    SubhanALLAH

  6. Fathur Rohman says:

    Biografinya tdk valid, d stu sisi mgtakn bhwa syaikh Nawawi banten gurux, tp d prgraf lain blang dy gurux.
    N jga kh.hasyim asy’ari adlh muridx syaikhona cholil , bkn tmen seangktanx. . .

  7. Abdy says:

    Mhn dluruskn lg gan. . .
    Gw bgung dg status mbh hasym ‘asyari, diatas

  8. Musthofa says:

    Klo jenengan dah biasa baca biografi ulama2, pst jenengan gk akan kaget. Meskipun KH Kholil gurunya KH Hasyim tapi KH Kholil pun tdk sungkan untuk belajar ilmu hadist ke KH Hasyim. Bahkan klo dibulan puasa, ponpes tebuireng kedatangan banyak guru2nya KH Hasyim yang ingin mengaji kepada KH Hasyim di saat bulan puasa tersebut

  9. theo says:

    klahiranx ada yg minggu di sini kok slasa mana yg btul/???

  10. avesta says:

    masih bingung…butuh pencerahan lagi

  11. kelap says:

    i love ulama

  12. Abd Qodir says:

    Subhanallah ….

  13. Kang Farqun Tuban says:

    assalamualaikum,, ahlan wasahlan kalau saikhuna kholil lahir 1820 kenapa pada tahun 1859 usia beliau baru 24tahun mohon diperjelas sumber maroji’ atau refernsinya yaa ikhwanal muslim……

  14. enni says:

    semoga ada pengganti beliau

  15. undri sudarto says:

    terimakasih guru.atas pencerahan tentang sumber ilmu maha guru .isin copi.dan menyimpan.dan mempelajari .mhon doa dan keberkhanya.

  16. miftah says:

    subhanallah

  17. hilmi681 says:

    gini lo……ulama jaman dulu kalo elajar gak tanggung tanggung, bisa jadi teman eangkatan jadi muridnya, atau sang guru bisa jadi belajar kepada muridnya…ya itulah indahnya hubungan guru murid dan persahabatan para ulama indonesia zaman dulu ga kaya sekarang….ribet

  18. cecep noorzaman says:

    subhanallah…..

  19. cocok yang muda menghormati yg tua,dan yg tua menghargai yang muda.?????????????????……………………..!!!

  20. afaryazza says:

    ini akan menjadi gambaran yg sangat jelas bahwa sangat penting menghormati para alim ulamak

  21. Herman says:

    Subhanallah………..

  22. albakri3 says:

    I♥SYAIKHONA KHOLIL Subahanallah…

  23. rifqie says:

    ya allah kita patutmencontoh keteladanan bliau

  24. cak mad papua says:

    Al Faatihah

  25. cak mad papua says:

    terkadang murid bisa menjadi guru dan guru bisa menjadi murid.
    ta’dzim kepada para ahli ilmu

  26. Miftahuddin lampung says:

    Subhanallah ???

  27. Miftahuddin lampung says:

    Masalah beografi kh kholil tolong di teliti kembali jangan ada perslimpangan tahun dsb tpi kalau saya tetap kagum dngan perjuangan bliyau dlm menegak kan agama allah??by miftahuddin uhwo lampung

  28. Tulisan yang bagus…. dapat menginspirasi saya tentang hebatnya perjuangan beliau dalam mendalami ilmu agama…

  29. taocho says:

    Subhanallah ???

  30. Septian says:

    Makasih…. Ya
    subhanallah allahuakbar,,,,,,,,,……..

  31. numpang lewat says:

    Mbah Kholil lahir pada tahun 1820, artinya pada tahun 1859 beliau berumur 30 tahun, pada saat belajar di mekkah disebutkan bahwa KH Hasyim Asy’ari adalah teman seangkatan dengan Mbah kholil, harap di catat KH. Hasyim Asy’ari lahir pada tahun 1875, artinya beliau belum dilahirkan … perbedaan umur terpaut kira2 55 tahun.

  32. numpang lewat says:

    Mbah Kholil lahir pada tahun 1820, artinya pada tahun 1859 beliau berumur 39 tahun, pada saat belajar di mekkah disebutkan bahwa KH Hasyim Asy’ari adalah teman seangkatan dengan Mbah kholil, harap di catat KH. Hasyim Asy’ari lahir pada tahun 1875, artinya beliau belum dilahirkan … perbedaan umur terpaut kira2 55 tahun.

  33. jmdi adi says:

    Subhanalloh……

  34. Subhanallah, smg karomah beliau muncul kembali, dan kita mohon kpd Allah dengan washilah kekaromahannya beliau…

  35. pada tahun 1996 saya pernah mohon kepada Allah kapan bisa diterima menjadi PNS. dengan ziarah ke makam syaikhana Moh. Kholil, alhamdulillah, ketikat sy tertidur di masjid (saat wiridan) saya didatangi syaikhana Moh. Kholil, dan berkata,” Kmu diterima PNS. ahir tahun 2004 dg no peserta 09 begitu jg no urut pengumumannya”, apa yg saya alami, ternyata sampai 3 kali mimpi kedatangan beliau…subhanallah pd akhir tahun 2004 ad formasi cpns, saya ikut…lalu pas pengumuman nama sy ada pada urutan 09. subhanallah.

  36. ketika, saya bertemu, KH. Mahfudh Hadi (saat msh hidup) beliau berpesan.” kalau berziarah ke makam syaikhana Moh. Khalil, usahakan membaca Q.S. Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.alhamdulillah sy sdh melakukan khotmil Qur’an dan membaca QS.al-Ikhlas ba’da shalat dhuhur sampai jam 9 malam. alhamdulillah setelah saya pulang dari masjid sekitar jam 2 mlm, saya shalat tashbih lalu tidur. sekitar jam 3 mlm sy mimpi ketemu beliau. sejak itu sy sering ziarah ke makam beliau.

  37. Siraj says:

    maaf kalau gk salah kh.hasyim asy’ari kan di masa mudanya menimba ilmu di pesantrennya mbah khalil… tolong di koreksi lagi…

  38. NAFIL says:

    adapun kelahiran syaikhona muhammad kholil bin abd. latif yaitu: hari ahad 11 jumadal akhiroh 1235 H.

  39. junedcf says:

    subhanallah

  40. من الذي اسم مشيخه الذي يدرسه في مكة

  41. mozaq says:

    sak karepmu wae sing penting apik

  42. Zum says:

    izin copy

  43. merpatindo pamekasan says:

    apapun yang terjadi terlepas dari perbedaan presepsi terhadap sejarah syaikhona kholil, sepatutnya kita harus menghormati karena beliau adalah ulama besar dari madura untuk membuka hati para pejuang tahah air kali itu melalui ilmu agama (Akhlak), semoga Allah memberikan karomahnya kepada kita untuk memperbaiki keterpurukan akhlak di zaman yang penuh dengan persaingan kotor, subhanallah, Allah telah menurunkan ummatNya yaitu KH. MUHAMMAD KHOLIL

  44. Semoga bisa ketemu beliau sekalipun di mimpi.. amiinn..

  45. edy says:

    Assalamualakum wrwb.kalo saya pribadi tetep menjujung tinggi nabi muhammad saw

  46. asepjun says:

    subhanallah.. sungguh karomah yg luarbiasa bermanfaat bagi umat manusia.

  47. andi says:

    bukan nya mbah kholil keturunan sunan kudus, kok disini keturunan sunan gunung jati???
    hati-hati lho…

  48. Agus Setyobudi says:

    Kita selalu harus bisa menghormati dan menghargai perjuangan para pendahulu, dan hal itu tentulah tidak terbantahkan. Tetapi saat penulisan sebuah biografi validitas data itu sangat menentukan, shg tidak menimbulkan kesangsian atas fakta sejarah seseorang krn kurang validnya data (biasanya hanya menyandarkan dari cerita seseorang). Sbg contoh: “Teman seangkatan Mbah Kholil antara lain: Syeikh Nawawi Al-Bantani, Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, dan Syeikh Muhammad Yasin Al-Fadani”. Sdgkan Syeih Ahmad Khatib Al-Minangkawabi lahir pd thn 1860 M (40 thn lbh muda, yg tentu perbedaan usia yg kelewat mencolok), Syeikh Muhammad Yasin Al-Fadani lahir pd thn 1915 M (bgmn mereka bisa teman seangkatan klu usia beda 95 thn begitu???).

  49. Muhlisin says:

    Allah maha besar,mudah mudahan Allah memberi ridlo kepada saya dan keluarga saya
    Amin..

  50. gandhi says:

    di jaman seperti ini apa ada kyai sekelas mbah kyai kholil bangkalan yang benar benar memperjuangkan negaranya tanpa pamrih karena beliau sudah mendapat barokah dari Allah SWT sedang sekarang 360 derajat,astofirllah hal adzim

  51. akhmad zarkasyi says:

    tulisan yang amat menarik dan inspiratif. JIka memang ada kesalahan ya sebaiknya segera dikoreksi dan diperbaiki agar semakin sempurna dan memberikan informasi yang benar. Tulisan semacam ini perlu banyak disebar luaskan pada gernerasi penerus sejak dini, agar penerus kita tidak salah mencari IDOLA…….

  52. lukman efendi says:

    subhanallah……………/????

  53. khalimi aad says:

    semoga masih ada mbah kholil-mbah kholil modern saat ini, amiin

  54. ziezy says:

    seg valid aja

  55. العلماء ورسسة الانبياء

  56. bangunjaya9 says:

    Ass. Ada yang harus di luruskan dari cerita anda.mbah wahab sendiri baru lahir tahun 1888. Mbah yai kholil ke mekah umur 24 tahun jadi sekitar tahun 1844 Jd bagaimana mungkin satu angkatan sedangkn mbah wahab belum lahir. Belajar sejarah yg betul agar tidak MENYESATKAN beritanya.

  57. Subhanallah, Keluarga ulama, menghasilkan para ulama.

  58. Khozin says:

    mohon izin nyimpen tulisannya kang Admin

  59. poyek says:

    Insya Allah, salah satu Muridnya adalah KH.Thahir Mandar yang terkenal dengan sebutan Imam Lapeo, Mandar Sulawesi Barat

  60. adie. says:

    subhanallah…………….sungguh besar mulianya dia………………….

  61. Rizal Wibowo says:

    Subhanallah…..

  62. husni123 says:

    subhanallah….

  63. sya'roni Kafrawi says:

    Subhanakkah…..

  64. rohmad says:

    semoga diberikan tempat disisihnya amien

  65. Suhalis says:

    Moho di jawab komentar saudara Agus Setyo Budi…

  66. BAMBANG says:

    DULU SEWAKTU SEKOLAH DARI SMP SAMPAI SMA SAYA SELALU LEWAT DEPAN PESANTREN BELIAU DI BANGKALAN MADURA SUBHANALAAH..

  67. faisal says:

    cara menulisnya RANCU dan kontradiktif. Di satu sisi disebut berguru kepada Syaikh nawawi Al bantani, kemudian disebut teman senngkatan???
    Kedua, kyai hasyim disebut teman seangkatan di Makkah, lalu disebut santri pertama syaikhona Kholil.
    Gimana cobak? hihihi

  68. moh.rofik says:

    Subhanallah maha agung enkau yang bisa memberikan kelebihan kepada kekasih pilihanmu semoga mbah kholil ditaruh ditempat yang paling baik di syurgamu Aamiin ya robbal alamin

  69. ibnu husni says:

    aq sangat bangga dgn beliau meskipun akhir2 ini ada segelitir orang yg berani menghina beliu dgn alasan ahli bid’ah.

  70. ibnu husni says:

    bangga dgn beliau syaikhona muhammad kholil bin kh abd latif

  71. ibnu Husni says:

    syaikhona ohhh syaikhona….

  72. brewok semarang says:

    Salam j wat smua pengurus pesarean asta syaikhona Kholil di mrtajasa bangkalan..i miss u

  73. ken sukker says:

    Masya Allahu kana lam yasyak lam yakun, lahaula wala quwwata illa billah.
    Mudah2an menambah keimanan kita kpd Allah SWT. Amin ya rabbal alamin

  74. Abdul Malik says:

    mohon di ralat, foto di atas bukanlah foto Syaikhona Kholil Bangkalan, tapi foto dari Din Kemmok julukannya setelah haji adalah H. Holil alamat Karang Bhotoh Bangkalan

  75. Ari Sinyo says:

    Woke ni hehehehe

  76. Samsul Arifin says:

    Alhamdulillah

  77. HASIN EFVENDI says:

    Saya bangga jadi orang madura karena di madura sudah melahurkan seoranh ulmuan/ulama hebat seperti syehona kholil

  78. Dhimenk says:

    🙂 Ha ha ha ha ha Apa yang di miliki seseorang adalah hasil jerih payahnya atau perjuang untuk mendapat hal itu atau ini,Nice and Good.

  79. Dhimenk says:

    🙂 Ha ha ha ha ha Apa yang di miliki seseorang adalah hasil jerih payahnya atau perjuangan untuk mendapat hal itu atau ini,Nice and Good. Oops Sorri kurang -an- thanks

  80. Sunan At tirmdiji : Al Imam Al Hafizd Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at-Tirmidzi, jadi Sunan itu adalah Al Imam Al Hafizd ……. Al Hafizd saja hafalan dan pemahaman 100.000 hadits,matan etc /dan lain lain.minimal. Cerita begini example : Imam Abu Hanifah guru dan sahabat Imam Malik Ibnu Anas,Imam Malik Ibnu Anas Guru dan sahabat Imam Asy-Syafi”i,Imam syafi’i guru dan sahabat Imam Ahmad.1) Imam, 2) amirul, 3) al imam al hafizh, 4) al Hafizh, 5) al Muhaddits. mengikuti kriteria perawi dan syarat syarat dapat di implementasikan ke tausiah ustad atau dai etc/dan lain lain.Alhamdulillah

  81. anief says:

    Ana musytaqun ya Syaikhona Kholil

  82. Dhimenkt says:

    1. Diriwayatkan suatu saat Rasulullah saw mengajarkan pada salah seorang sahabatnya,Beliau bersabda : ” Bila engkau hendak tidur (ketempat tidur/menuju tempat tidur) maka berdoalah ,” Allahumma asylamtu nafsyii ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wawajjahtu wajhii ilaika wa’alja’tu dhohrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika ” ,artinya ” Ya Allah saya berserah diri untuk semua urusan pada engkau,saya hadapkan wajahku pada engkau dan saya memohon perlindungan bagi punggungku dalam kesenangan maupun kesusahan hanya kepada engkau “. Hr Bukhary no 6313, Allah al-Husna al-Hidayah ila wa al-Ma’rifah bihi penulis Prof.Dr.Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar.

    2. Yazid menceritakan pada kami ‘Awwam mengabarkan pada kami dari ‘Amr Ibnu murah dari Abdurrahman Ibnu Abi Laila dari Ali,berkata Ali ,” Nabi saw datang di suatu malam hingga beliau meletakkan kakinya di antara aku dan fatimah kemudian mengajari tentang apa sebaiknya kami ucapkan ” setelah di tempat tidur ” kami yaitu : Tasbih 33x (Subhanallah),Tahmid 33x ( Alhamdulillah),Takbir 34x (Allahuakbar)”.Berkata Ali : ” Sejak itu aku tidak pernah meninggalkan amalan itu “.Seorang lelaki bertanya pada Ali,” tidak juga pada malam Shiffin ? “, menjawab Ali,” Tidak juga pada malam Shiffin ! ” . Musnad Imam Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Hanbal.

    Keterangan : ke 1 doa hendak ketempat tidur setelah itu membaca yang ke 2 dzikir di tempat tidur,setelah di tempat tidur.

  83. 1. Diriwayatkan suatu saat Rasulullah saw mengajarkan pada salah seorang sahabatnya,Beliau bersabda : ” Bila engkau hendak tidur (ketempat tidur/menuju tempat tidur) maka berdoalah ,” Allahumma asylamtu nafsyii ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wawajjahtu wajhii ilaika wa’alja’tu dhohrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika ” ,artinya ” Ya Allah saya berserah diri untuk semua urusan pada engkau,saya hadapkan wajahku pada engkau dan saya memohon perlindungan bagi punggungku dalam kesenangan maupun kesusahan hanya kepada engkau “. Hr Bukhary no 6313, Allah al-Husna al-Hidayah ila wa al-Ma’rifah bihi penulis Prof.Dr.Umar Sulaiman Abdullah al-Asyqar.

    2. Yazid menceritakan pada kami ‘Awwam mengabarkan pada kami dari ‘Amr Ibnu murah dari Abdurrahman Ibnu Abi Laila dari Ali,berkata Ali ,” Nabi saw datang di suatu malam hingga beliau meletakkan kakinya di antara aku dan fatimah kemudian mengajari tentang apa sebaiknya kami ucapkan ” setelah di tempat tidur ” kami yaitu : Tasbih 33x (Subhanallah),Tahmid 33x ( Alhamdulillah),Takbir 34x (Allahuakbar)”.Berkata Ali : ” Sejak itu aku tidak pernah meninggalkan amalan itu “.Seorang lelaki bertanya pada Ali,” tidak juga pada malam Shiffin ? “, menjawab Ali,” Tidak juga pada malam Shiffin ! ” . Musnad Imam Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Hanbal.

    Keterangan : ke 1 doa hendak ketempat tidur setelah itu membaca yang ke 2 dzikir di tempat tidur,setelah di tempat tidur.

    Al Baihaqi meriwayatkan dengan sanad dari Abu Isma’il at-Tirmidji beliau berkata,” Aku mendengar Ahmad Ibnu Hanbal menyebutkan tentang Imam asy-Syafi’i : ” Imam asy-Syafi’i benar benar pembela sunnah “. Imam asy-Syafi’i lahir tahun 150 H-Wafat akhir bulan rajab tahun 204 H berkata : ” Sebagaimana penglihatan mata terbatas begitu juga dengan jangkauan akal “. Imam asy-Syafi’i berkata : “Jika tidak ada ahli hadits niscaya menjadi penjual kacang “. Imam Ahmad lahir tahun 167 H-wafat tahun 241 H berkata : “…….kalau tidak sempat mendengar hadits dengan sanad yang tinggi akan mendapatkannya dengan sanad yang rendah……”
    Menjadi Dialog
    Imam asy-Syafi’i berkata : ” Sebagaimana penglihatan mata terbatas begitu juga dengan jangkauan akal, Jika tidak ada ahli hadits niscaya menjadi penjual kacang ! ” ,Imam Ahmad berkata : “Imam asy-Syafi’i benar benar pembela sunnah …….kalau tidak sempat mendengar hadits dengan sanad yang tinggi akan mendapatkannya dengan sanad yang rendah……! “

  84. Admin says:

    Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

  85. Admin says:

    Dulu itu udah biasa banget para ulama2 yang berguru ke teman sendiri, mereka tidak malu belajar ke teman seangkatan. Silahkan ditanyakan langsung ke keturunan beliau biar lebih paham. hehe

  86. Budi hariyanto says:

    Subhanallah

  87. Thariqoh / Tarekat

    Pada saat Nabi saw berjalan / jalan / thariqoh / tarekat / suluk kaki kanan menyebut ” Subhanallah ” sedangkan Kaki kiri ” Astaghfirullah ” demikian……sebelum, berjalan memakai Sandal atau sepatu mendahulukan kaki kanan dan melepas sandal atau sepatu dengan kaki kiri dahulu setelah itu kaki kanan

    Tasawuf

    Pada saat Nabi saw mengambil air wudhu dengan saufan / tasawuf tangan kanan atau kedua tangannya di satukan dengan catatan tidak habis buang air besar.

  88. HILMI YAHYA says:

    harusnya santri saiki bisa mencontoh para guru

  89. shikite says:

    subhanallah ijin share..

  90. Abdul faqir says:

    Allohu Akbar

  91. fatna angkasa says:

    menjual buku-buku metafisika,dll:
    http://yourmetafisika.blogspot.co.id/

  92. Deddy Gokiel says:

    Terima kasih atas postingan sedulur soal biografi KH.KHOLIL..saya jadi tau siapa guru dari Leluhur saya/ kakek saya “Singa aspi-di Kuningan”

  93. yasin says:

    matue nuwun. semoga barokah melimpah

  94. ubaydillahsyarif says:

    kulo izin copas foto njih. mtr nwn

  95. Rofek says:

    Subhanallah

  96. curny says:

    Subhanallah. Ada yang saya mau tanyakan pada penulis, diatasi disebutkan kalau waktu belajar di Mekkah, kyai Holil seangkatan dg mbah Hasim dan Mbah Wahab Hasbullah, tp di bawahnya ada kalimat yg menyatakan kalau Mbah Hasyim dan Mbah Wahab adalah murid beliau???

  97. Yayan Musthofa says:

    Polemik Taswirul Afkar dst sampai lahirnya NU dimulai tahun 24. Sedangkan wafatnya Syaikhona tahun 23. Proses Kiai As’ad bolak-balik Madura-Jombang bisa disimpulkan pada prakiraan tahun 23 & 24, sedangkan Syaikhona sudah wafat. Menarik, siapa kemudian yang mengutus Kiai As’ad muda…

  98. السلام عليكم
    Maaf sbelumnya.!
    ane cuma mau tanya dan ingin mengerti yg lebih jelas.?itu tulisan di atas yg dimaksut seangkatan syehona kholil waktu menimba ilmu di mekah adalah hasyim asy’ari.
    tpi kalo baca dari crita K,H.Hasyim Asy’ari belio adalah murid dari syahona kholil.itu yg bener yg mana ya.?trima kasih.

  99. Admin says:

    Wa’alaikum Salaam Warahmatullahi Wabarakatuh. Mbah Kyai Hasyim Asy’ari emang murid dari mbah Kholil, tapi Mbah Kholil juga gak sungkan untuk belajar ilmu hadist kepada Mbah Hasyim karena Mbah Hasyim emang udah terkenal sebagai ahli hadist

  100. Admin says:

    Wa’alaikum Salaam Warahmatullahi Wabarakatuh. Mbah Kyai Hasyim Asy’ari emang murid dari mbah Kholil, tapi Mbah Kholil juga gak sungkan untuk belajar ilmu hadist kepada Mbah Hasyim karena Mbah Hasyim emang udah terkenal sebagai ahli hadist

  101. Admin says:

    Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin

  102. kundini says:

    Terlepas dari perdebatan perbedaan tahun2. Yang terpenting qt meneladani ketaatan beliau ttg islam dan ibadah serta ilmu Allah.. teman2 dsni Masih bisa menemukan ulama yang meneladani mbah kholil, krn beliau ini jg murid mbah kholil dan kyai hasbullah (tambak beras, jombang)… beliau bernama mbah kyai Ahmad Herdani, desa janti kec.tarik kab. Sidoarjo. Alhamdulillah sy msh menimba ilmu dsitu. Namun skrg sudah sangat sepuh usianya.

  103. Santi says:

    Sunan At tirmdiji : Al Imam Al Hafizd Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at-Tirmidzi, jadi Sunan itu adalah Al Imam Al Hafizd ……. Al Hafizd saja hafalan dan pemahaman 100.000 hadits,matan etc /dan lain lain.minimal. Cerita begini example : Imam Abu Hanifah guru dan sahabat Imam Malik Ibnu Anas,Imam Malik Ibnu Anas Guru dan sahabat Imam Asy-Syafi”i,Imam syafi’i guru dan sahabat Imam Ahmad.1) Imam, 2) amirul, 3) al imam al hafizh, 4) al Hafizh, 5) al Muhaddits. mengikuti kriteria perawi dan syarat syarat dapat di implementasikan ke tausiah ustad atau dai etc/dan lain lain.Alhamdulillah.

    Semoga kita diakui sebagai santrinya amin. Karena beliau-beliau adalah orang-orang sholeh terdahulu.

  104. Abdul Hayat says:

    Kami senang atas perjalanan Mba Syekh Hona Holil bin Abdul Latib.

  105. yui says:

    biografi ngawur

  106. Moechtar says:

    السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
    Saya agak bingung masalah tahun, mbh Kholil lahir th 1820
    pergi ke Makkah th 1859 sedangkan perkiraan umur di tulis 24 tahun.
    ini yg salah tahunnya apa perkiraannya ?

  107. Kholilurrohman says:

    Semuga.di.pp.saekhona.kholil.ada.keturunan.nya.yang.seperti.beliyo,aminn

  108. aakusumadilaga says:

    Syukran. Info yg sangat bermanfaat. Barakallah

  109. HARSONO Hadi SUMARDJO says:

    Subhanaulloh walhamdulillah AllohuAkbar,
    Perlu dibaca, baca saja dulu, diskusinya nanti.
    Biasa, Ada salah tulis, salah terka, di zaman dahulu tidak banyak orang yg pandai menulis,
    Saat ini saja masih banyak orang yg tidak benar menulis, apalagi kisah2 seperti ini.
    Sumber tulisannya, juga amat terbatas,
    Apapun yg terjadi, hanya orang Muslim yg hebat yg pemberani, yg pandai, yg tulus, yg bertaqwa – mana ada orang non-muslim yg benar2 pejuang.
    Terima kasih sudah menulis sebagian kecil kh muh CHOLIL Bangkalan

  110. Said says:

    Min, mohon ijin untuk saya ceritakan di youtube

  111. AR Bahry says:

    Alhamdulillaah. Saya mendapat ijazah shalawat yang bersanad kepada beliau. KH Cholil, Bangkalan – KHM Ma’roef, Kedunglo Kediri – Hajjah Siti Mojoroto binti KHM Ma’roef – Hajjah Siti Maesaroh binti Abdul Djalil, Kediri – penuls, generasi kelima setelah Mbah Cholil. Ini matannya:
    اللهم صل علي سيدنا محمد كما لا نهاية لكمالك عدد كمالك
    Doa lain dapat dilihat di https://www.alquiz.com/doa

  112. Syahid says:

    Salam

    Bermacam-macam akhlak sahabat dan isteri (Nabi saw) terhadap Nabi saw yang disembunyikan:

    https://drive.google.com/file/d/1BIERBFIAAzJr_0inSWbjkMSRKfCv5qMe/view?usp=drivesdk sila copy jika mahu.

    Terima kasih was Salam.

  113. Nur Khalis says:

    Alhamdulillah…

Silahkan Komentar Dibawah Ini :

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.